Selasa, 31 Maret 2015

Tak Jemu Doakanmu

Karena mencintai itu hakikat nya adalah saling mendoakan. Bukan cinta jika tak di hadirkan namanya dalam doa..
Dan kerinduanku padamu memaksaku tuk selalu menghadirkanmu dalam setiap doaku.. :')
Keinginanku untuk berjumpa denganmu (lagi) mengharuskan aku untuk selalu berbenah diri..
Bapak..
Galuh kok kangen ya.. :')

Senin, 30 Maret 2015

Jussssssstttttttt wannnnnnnnaaaaaaa cryyyyyyyyyyy.... 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

Sudahkah Aku Menjaga

Sudahkah aku terjaga?
Bagaikan sebuah tamparan keras. Ketika seorang teman pernah mengingatkanku untuk lebih berhati-hati dan mengurangi pulang malam. Aku selalu beralasan , in syaa Allah aku bisa menjaga diri dan dengan tertutup seperti ini semoga aku lebih terjaga.
Namun ia menyampaikan hal lain, ya hal lain yang mungkin selama ini membuat orangtuaku khawatir dan memintaku untuk hanya kuliah saja dan berhenti ber-organisasi.
“Justru dengan tertutupnya dirimu, itu lebih membuat orang yang berpenyakit lebih penasaran dan tertarik”
Plak !! itulah rasanya ketika temanku mengingatkanku saat aku masih tingkat pertama kuliah.

Sabtu, 28 Maret 2015

Mau Buah Simalakama?

Dalam suatu forum besar di Masjid Al Hurriyah SMA 1 Glagah, Achil Nurdin salah seorang Pembina Takmir Masjid Al Hurriyah memberikan suatu pertanyaan yang menurut saya kala itu sangat nyeleneh.
Ya.. Waktu itu saya masih kelas XI SMA yang menjadi salah satu bagian dari forum itu. Dalam suaranya yang lantang Achil Nurdin yang kerap kami memanggilnya Ustd Nurdin mengagetkan kami dengan pertanyaan "Jika kalian dihadapkan dengan buah simalakama, apa yang akan kalian pilih?, dimakan? Atau tidak dimakan?"
Semua terdiam, lalu saya mengerutkan dahi dan memutar otak dalam-dalam.. Apa yang harus saya pilih(?), seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwasanya buah simalakama adalah analogi bagi peliknya sebuah pilihan, buah yang jika dimakan Bapak mati dan jika tidak dimakan maka Ibu yang mati.
Saya, dan semua teman-teman dalam forum Lingkar Studi Islam tersebut terdiam lama karna memikirkan pilihan yang menurut kami tak bisa kami putuskan, terlihat ada seseorang memilih untuk memakan saja buahnya, dan ketika ditanya "kenapa?" dya menjawab " Iya Ustd, karena Bapak saya sudah Almarhum, jadi saya memilih untuk memakan buah simalakamnya"
Hehe, dalam suasana serius itu masih sempatnya dya mbanyol. Kamipun masih terdiam beberapa menit dan belum bisa menentukan pilihan. Sebagian yang lain ada yang mengutarakan bahwa dya memilih untuk tidak memilih. Lalu Ustd Nurdin kembali bertanya bahwa jika tidak memilih bukankah sama dengan tidak memakan buahnya? Berarti konsekuensinya adalah sang Ibu yang akan (maaf) mati. Lalu sontak teman saya itu mencabut lagi pilihannya dan memutar otak apa yang harus dipilih.
Sayapun demikian, tak mudah bagi saya memilih hal seperti ini, lagi pula tak pernah terbayangkan sebelumnya akan ada pertanyaan macam ini, jika diminta milih ni saya lebih mau diminta ngerjakan Matematika dibanding milih makan atau tidak buah simalakama..

Tapi pertanyaan sudah dilontarkan, pilihan pun juga harus diputuskan.. Ustd Nurdin menatap satu-satu semua yang ada dalam majlis itu, beliaupun memberi tambahan waktu untuk kami bisa berpikir lebih jeli. Namun semakin waktu bergulir semakin kami tidak bisa menentukan "memakan" atau "tidak".

Lalu sampailah pada ujung waktu yang diberikan, Ustd Nurdin meminta semua yang hadir untuk memilih, TIDAK TERKECUALI. "Siapa diantara kalian yang memilih untuk memakan?", lalu beberapa dari kami mengangkat tangannya, hari itu saya tidak menjadi bagian dari mereka. Lalu.. Ustd Nurdin bertanya lagi, "Siapa diantara kalian yang memilih untuk tidak memakan buahnya?" lalu sebagian yang lain mengangkat tangannya meski raut mukanya tak yakin. Dan lagi-lagi saya tidak termasuk diantara mereka.
Mengetahui gelagat kami, Ustd Nurdin bertanya kembali "Lalu siapa diantara kalian yang tidak memilih?", beberapa orang mengangkat tangannya dan saya diantaranya. Ada perasaan cemas dan raut muka penasaran di mimik kami semua, akankah pilihan ini benar?. "Oke, bagi yang memutuskan untuk tidak memilih maka saya mengelompokkan kalian sama dengan teman-teman kalian yang memilih untuk tidak memakan buahnya, okke?
Tak bisa mengiyakan pun tak bisa menidakkan.. Ah apalah itu bahasanya. Kami hanya tertunduk harap - harap cemas dengan materi yang akan beliau bahas.

"Saya tau, masing-masing kalian memiliki alasan mengapa memilih untuk memakan buahnya atau sebaliknya memilih untuk tidak memakan. Saya akui bahwa memilih hal itu bukanlah pilihan yang ringan. Kalian memikirkan dan memusatkan pikiran kalian untuk memilihnya tapi kalian LUPA satu hal. Apa yang terlupakan? "

.... Hening...

"Kalian lupa bahwa Allahlah yang mengatur hidup matinya manusia"

Ya Allah, sontak saya merasa tertampar.. Allah.. Pertanyaan macam apa ini. Bukankah saya bermaksud demikian dalam memutuskan pilihan. Ya Allah... Saya benar-benar tertampar dengan jawaban Ustd Nurdin.. Bahkan kami lupa, lupa dengan sesuatu yang bukan menjadi hak kami untuk memutuskan. Bukankah hidup mati manusia itu sudah menjadi wewenangnya Allah?

Astaghfirullah.. Tertunduk saya malu dengan jawaban saya. Sekeliling juga nampak teman-teman tergambar raut kecewa di wajahnya, kecewa dengan pilihan yang dibuat masing-masing. Sungguh di sore itu Ustd kami, pembimbing kami, Ustd Nurdin telah memberikan kami pelajaran berharga tentang "Tauhid",  dan sampai sekarang ini ketika saya duduk di bangku kuliah saya masih mengingat momen itu. Bahkan beberapa waktu lalu sempat saya pertanyakan hal yang sama (analogi buah simalakama) kepada adek-adek mentoring, dan hasilnya adalah SAMA. Hheehee..

Tak banyak pemaparan yang disampaikan Ustd Nurdin sore itu, kami sudah sangat terpukul dengan jawaban dan keputusan yang kami buat sendiri. Dengan semangat Ustd Nurdin mengakhiri forum tersebut dengan satu statement indah..

"Adek-adek, jika kalian dihadapkan dengan buah simalakama, kenapa kalian tidak memakannya saja?! Jika buah tersebut enak di lidah kalian maka teruskan mengunyah dan telanlah. Namun jika di lidah saja sudah tak enak, ya muntahkan saja! Mau kalian makan atau kalian tidak memakannya hidup mati orangtua kalian tetap Allah yang menentukan. Tapi jika kalian tidak memakannya, kalian kehilangan kesempatan untuk merasakan seperti apa itu rasanya buah simalakama"

#Gubrak...

Semoga kisah ini memberi pencerahan (meski sedikit) buat kita semua. Tanda bahwa kita tak boleh terburu-buru dalam mengambil keputusan, dan selalu melibatkan Allah dalam setiap langkah yang kita pilih..

Semangat pagi, semangat beraktivitas..
Jember, dipagi yang Indah..
#GaluhDL

Jumat, 27 Maret 2015

Satu Coretan Mimpi

Sudah sejak kali pertama gabung di UKKI Fakultas, saya punya beberapa mimpi yang salah satunya adalah ingin skali mengumpulkan semua aktivis dakwah kampus untuk berfoto bersama membirukan rektorat dan Unej Tercinta. Bertahun-tahun mimpi itu masih saja tertanam, memikirkan celah dan kesempatan kapan bisa merealisasikannya..
Sampai suatu hari saya tergabung dalam kepanitiaan mentoring akbar seUniv Jember, Alhamdulillah ada pinjeman SLR yang Resolusinya jauh lebih bagus dari Olym. Dan di kesempatan itu pula Allah mengijabah salah satu mimpi saya..
Berfoto dengan all kader semua Fakultas, semua adek-adek mentoring yang hadir dan tak ketinggalan Pak Marga slaku dosen Faperta yang hadir sbagai pemateri juga ikut berfoto ria bersama pasukan Brigade FSUKI tercinta..
Dan btapa yakinnya saya ini bukanlah kebetulan, saya yakin sekali. Dari sekian banyak Ikhwah yang hadir, kenapa harus saya pemegang Kameranya? Padahal saya di sana sebagai sekretaris, bukan bagian dokumentasi. Dan dari sekian banyak yang hadir, knapa tak ada satupun yang mengambil alih kameranya? Saya rasa, Allah lebih tau, bisa jadi Allah hendak beri tahu "Fotolah!! Inikah yang slama ini kau minta?"
Maha Besar Allah, betapa saya bahagia bercampur haru ketika saya mengambil alih di depan semua pserta dan teman-teman UKKI untuk mengambil dokumentasi mereka, tampak semua wajah berseri, dan berkali-kali saya ngucek-ngucek mata karna ada genangan air mata yang juga tak sabar ingin berpartisipasi.
Ah.. Indah sekali Allah.. Indah, tak terasa air matapin berlinang bersama bunyi jepretan kamera. Pagi itu, saya bahagia.. Sangat bahagia.. Satu mimpi saya telah Allah kabulkan.. ;)

Dan seusai dokumentasi saya baru nyadar, disemua foto yang ada, tidak ada saya disana.. ckckckkkk...

Tak apalah, sudah sangat bersyukur saya bahwa Allah izinkan saya untuk mengabadikan momen berharga itu..
Love you all..
#GaluhDL

Rabu, 25 Maret 2015

Aku Dekat Kau Mendekap

Betapa Allah Maha Pengasih Maha Penyayang..
Dari Abi Hurairah r.a. bahwa Rasullullah SAW bersabda : ”Allah SWT berfirman : ”Aku dengan persangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika ia berzdikir kepada-Ku, dan Allah SWT lebih sendang dengan taubat seorang manusia dari pada seorang kalian menemukan kembali perbekalanya di pada tandus. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu lengan, dan barang siapa mendekat kepada-Ku satu lengan maka Aku akan mendekat kepadanya dua lengan, dan jika ia menghapd kepada-Ku dengan berjalan maka Aku menemuinya dengan berlari”. (Hadits diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim). Hukama berkata: “Allah lebih suka mendengar rintihan hamba yang berdosa (termasuk rintihan hati) daripada seorang abid yang duduk beribadah.”

Selasa, 17 Maret 2015

Ada Syurga dibalik Kesulitan :)

"Tidaklah seorang hamba bertaubat kepada Allah azza wa jalla, melainkan Allah akan kembali menguji kejujuran taubatnya dengan memudahkan jalan baginya menuju dosa yang pernah dia lakukan sebelumnya."

Syaikh Muhammad bin Muhammad Al Mukhtar Asy Syinqithi

Semangat memperbaiki diri ya Sob..  Allah paling tau titik terlemah hambanya, jadi wajar ktika sering kita alami MoveOn terasa berat kala komitmen sudah terucap. Tapi inshaaAllah kalau tekatnya kuat, semangatnya membara, dan Takut sama Cemburunya Allah, takut sama marahnya Allah, yakin aja pasti bisa hijrah. ;)

Yuk, hari gini udah ga jaman menggalau lama-lama, sekarang jamannya berkarya dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.. Jadi ingat jargonnya teman-teman IAPB beberapa waktu lalu, #YangMudaYangBerkarya mumpung masih muda, masih Allah beri kesempatan berkarya di banyak hal, memberati Buminya Allah ini dengan semangat membina adek-adek dalam lingkaran mentoring ceria.. :'D

Semangat Galuhhhh!!!! Semangat juga buat teman2 semua.. ;)

Minggu, 15 Maret 2015

Witing Trisno

Cinta karna biasa
Kebiasaan,
Seseorang sulit move on terkadang bukan karna Ia tak mau move, tapi lebih kepada sulitnya ia mengubah kebiasaannya.
Sperti halnya witing trisno jalaran soko kulino, sperti itu pula kebiasaan-kebiasaan buruk yang sudah mendarah daging dalam diri akan sangat sukar untuk dirubah.
Bisa jadi mreka yang pacaran akan sulit untuk mengakhiri hubungannya bukan karna terlalu besarnya cinta diantara mereka, tapi sangat bisa jadi karena adanya kebiasaan antara mereka berdua yang sudah dirasa nyaman satu sama lain.
Dan ketika "kebiasaan" yang kurang baik sudahenguasai diri kita, maka hati akan megeras dan otak akan memikirkan alibi-alibi yang menguatkan argumennya. Idealisme perlahan luntur dan tergantikan oleh banyaknya "excuse" yang justru dibuat diri sendiri. Naudzubillah..

Bersyukurlah orang-orang yang bersih hatinya, terjaga semangatnya, istiqomah ketaatannya..
Bersyukurlah orang-orang yang masih diberikan gelisah ketika melakukan maksiat, dosa, kesalahan yang disengaja. Karena kegelisahan itulah sejatinya alarm naluriah yang Allah anugerahkan kepada kita.
Maka sharusnya kita bersyukur dan berbahagia ketika Allah hadirkan kegelisahan saat kita menyontek, gelisah saat berdua dengan lain mahram, gelisah saat berbohong kepada kawan, gelisah saat mengambil hak orang lain, dls..

Begitupula sbaliknya, bersedih sharusnya kita ktika tak ada lagi kegelisahan hati saat kita sadar bahwa apa yang sedang kita lakukan salah, bersedih seharusnya kita ktika tak ada lagi "sungkan" ketika Chating dengan lain mahram, cekikikan gak jelas, kasih emot unyu2, dan mulai kasih harapan2 palsu..
Ya, disaat Allah tak hadirkan kegelisahan kala kita kliru, maka curigalah.. Jangan-jangan Allah telah tutup hati kita, Allah telah matikan hati kita.

Diujung malam ini, ada banyak hal yang bisa kita evaluasi bersama, adalah penulis termasuk orang yang sedang tertatih meniti jalan istiqomah, butuh bantyan teman-teman smua untuk saling mengingatkan dan menguatkan, tentunya juga saljng mendoakan.. ^^

#WaktunyaMuhasabahDiri
#SlamatBerakhirPekan
:)