Selasa, 18 Agustus 2015

Dunia Nyata vs Dunia Maya

Semalam, saya dapat cerita dari suami yang kemarin jadi panitia pengamanan syaikh di Istiqlal, ada laki-laki yang diinterogasi karena melakukan pelecehan seksual via Facebook. Karena dapat tugas berjaga di dalam, suami tidak menyaksikan langsung, namun diceritakan oleh kawannya yang berjaga di luar sebagai satuan AHH.

Jadi ceritanya ada ikhwan di Facebook, sebut saja namanya A. Ikhwan ini menggoda akhwat via inbox, bahkan akhwat yang sudah bersuami pun diincarnya. Sampai suatu ketika, ada akhwat bersuami yang terfitnah, chat via inbox, sampai berkirim foto vulgar kepada ikhwan abal-abal tersebut. Hampir-hampir menjurus kepada perbuatan zina.

Akhirnya suami sang akhwat tahu, diincarnya A ini sampai 2 tahun lamanya. Sang suami membuat akun palsu dengan identitas akhwat, yang akhirnya berhasil menjebaknya untuk janjian kopdar dengan ikhwan KW tersebut ketika tabligh akbar di Istiqlal kemarin.

Selanjutnya, saya menonton video dimana ada beberapa orang sedang mengelilingi seorang laki-laki. Laki-laki itu kelihatan sangat terpojok dengan raut wajah ketakutan, tengah diinterogasi oleh beberapa orang tadi. Sedang satu orang yang tadinya kalem nggak banyak bicara, tiba-tiba melayangkan tinjunya kepada laki-laki itu, yang langsung dilerai oleh yang lain.

Laki-laki yang sedang diinterogasi itu adalah ikhwan genit yang suka menggoda akhwat di Facebook tadi, sedang yang melayangkan tinju adalah suami akhwat yang ia goda via inbox.

Denger ceritanya dan nonton videonya langsung bikin saya merinding, gemas sekaligus geram. Hih. Wajar ajalah kalau suami akhwat tsb sampai tak kuat menahan diri. Itu namanya laki-laki yang punya harga diri.

Akhirnya jiwa kepo saya dibikin kumat sama si A tsb. Search di FB.. Keluarlah profilnya. Sekilas, ia termasuk sosok yang shalih.. Aktif memposting status nasehat, timelinenya bersih, looks like a pious one, lah. Siapa sangka di balik akun agamis seperti ini, pemiliknya adalah seorang laki-laki yang hobi menjerat wanita dengan merayu via inbox.

Saya pun jadi makin kepo.. Saya cek friendlistnya. Ternyata, ia berteman dengan banyak seleb Facebook yang saya kenal betul namanya. Bahkan ikhwan genit tsb memiliki beberapa mutual friends dengan saya. Wow. A lil bit of creepy, isn’t it?

Serem ya? Nggak nyangka akhwat yang sudah bersuami pun bisa tergoda untuk selingkuh dengan cara main belakang via inbox. Nggak bisa ngebayangin gimana marah dan hancur perasaan suaminya ketika akhirnya mengetahui kemaksiatan yang ia lakukan.

Fyi, sexting is a part of cheating. Quoting from Wikipedia,

“Sexting is sending sexually explicit messages, primarily between mobile phones. The term was first popularized in the early 21st century, and is a portmanteau of sex and texting , where the latter is meant in the wide sense of sending a text possibly with images.”

Pertama terpukau karena status-statusnya yang bagus, kemudian saling melempar jempol dan komentar, dilanjutkan via inbox. Awalnya hanya chat biasa, kemudian dilanjut dengan obrolan yang agak menjurus, berkirim foto diri (masih berpakaian), kemudian berkirim foto diri (tanpa pakaian), diakhiri dengan kopdar alias kopi darat. Selanjutnya, syaithan yang berbicara.

Saya jadi teringat akan status seorang kawan 2 hari lalu, yang kurleb isinya begini.. Bagaimana jika suami antunna ketemuan dengan akhwat yang ia kenal via FB di tempat ta’lim, sedang antunna saat itu posisinya tidak ikut taklim?

Dang! It sad, but it’s real. When Facebook becomes Fitnahbook 

Saya pun dulu pernah mengalami hal serupa. Bedanya, saya tidak tergoda. Mungkin karena memang saya bukan tipe perempuan yang gampang digoda, apalagi oleh lelaki yang tidak saya kenal.

Dulu, sekitar 7 tahun lalu, ada ikhwan di YM yang sering menyapa ketika saya online. Saya sendiri lupa, bagaimana ia bisa ada di contact list saya. Pertama-tama ia sopan menyapa seperti biasa, mengucap salam. Dia cerita juga kalau sudah beristri dan memiliki satu anak. Domisili di Jogja dengan username yang sangat Islami. Saya hanya menanggapinya sesekali saja, karena memang jarang online YM.

Keanehan muncul ketika ia langsung menyapa ketika saya baru online dan menanyakan kenapa kok saya jarang online. Sampai menanyakan, saya sering pakai baju apa ketika di rumah. Karena merasa aneh, sengaja tidak saya jawab. I ignored him.

Kemudian, ia kembali bertanya hal-hal yang menjurus dan tidak pantas. Modusnya adalah mengajak korbannya sexting. Spontan saya merasa jijik. Langsung saya remove dari YM list saat itu juga. Tak lupa saya melapor ke suami bahwa di YM ada ikhwan genit yang sedang mencari mangsa.

So, beware ya ladies..

Baik yang masih single maupun yang sudah bersuami.. Batasi interaksi kalian dengan ikhwan ajnabi di dunia maya. Hijab antara ikhwan dan akhwat tidak hanya berlaku di dunia nyata, tapi di mana saja. I believe, it’s even getting worse on internet.

Jangan tertipu oleh label ustadz dan seleb Facebook, jangan terpesona oleh postingannya yang sarat ilmu, jangan tergoda oleh laki-laki atau wanita yang tak punya rasa malu dengan bermudah-mudahan chat dengan lawat jenis di sosial media, baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.

Jagalah iffah dan izzahmu. Jangan jadi perempuan gampangan yang mudah termakan rayuan gombal laki-laki abal-abal yang jiwanya sakit seperti itu.

Be expensive.

Be respectable.

Be untouchable.

Because the best jewelry a woman can wear is her shyness.

*Note: nama akun sengaja tidak saya publish karena berbagai pertimbangan.

~ Jakarta di suatu pagi, bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2015

https://aisyafra.wordpress.com/2015/08/17/when-facebook-becomes-fitnahbook/

1 komentar:

tinggalin komen ya.. :)